Siang itu sepulang sekolah Anita dihampiri oleh Andi yang merupakan teman beda kelas.
Andi merupakan cowok yang naksir sama Anita sejak kelas 10 hingga kini memasuki akhir kelas 11. Kini setelah Anita menjadi pacarku pun Andi masih berusaha dekat dengannya.
Suasana sekolah mulai sepi ditinggal murid-murid. Namun keduanya tetap bercakap-cakap di bawah pohon perindang.
Tampaknya Andi yang sedang suntuk dengan penghujung tahun ajaran ingin mengajak Anita berwisata.
Sudah terbayang di benak Andi memboncengkan Anita yang berdada besar. Andi selama ini memang pernah memboncengkan Anita namun karena Anita mengenakan seragam rok panjang maka hanya bisa membonceng miring. Andi berangan-angan jika Anita memakai celana panjang akan beda ceritanya. Jika berwisata ke pegunungan maka dapat dibayangkan seringnya toket gede Anita menempel ke punggung Andi.
Anita mencoba menampik ajakan Andi untuk main. Namun Andi terus membujuknya.
"Ayolah, bentar lagi ujian masak enggak main?" bujuk Andi
"Capek Ndi, belum belajar juga." jawab Anita ketus.
Setelah berdebat sekian lama akhirnya Andi menyerah.
"Yaudah deh, kalau gitu kita belajar bareng aja." ujar Andi sedikit mengalah.
“Oke, besok Minggu ya di rumah Hana.” Jawab Anita.
Niatnya untuk menghabiskan waktu bersama Anita akan segera terwujud, meski belum tentu Andi akan merasakan toket Anita.
Hari minggu, Andi menjemput Anita untuk belajar kelompok di rumah Hana. Sebelum berangkat, Anita berpamitan denganku dan bilang kalau dijemput teman cowoknya. Aku sudah paham soal ketertarikan Andi terhadap Anita.
“Cerita ya beb kalau terjadi sesuatu, hehe.” balasku
“Haha, oke deh sayangku yg nakal .” jawab Anita.
Sepanjang perjalanan Andi terus mencari kesempatan untuk merasakan toket Anita. Beberapa kali Andi melakukan pengereman keras sehingga toket Anita yang kenyal tersebut terdorong ke depan.
Setiap kali toket Anita menempel di punggungnya, Andi tersenyum dalam hati.
HP ku berdering. Ada sms masuk.
“Andi suka maenin rem nich syg, kena toketku deh.” sms Anita
“Hehe, pasti suka banget deh dia syank.” Jawabku
“Kamu tuh yg kesenengen x.” jawab Anita.
Singkat cerita, mereka tiba di rumah Hana. Di situ mereka belajar bersama dengan teman-teman lain yaitu Rani, Halim dan Tiyo.
Rumah Hana memang sering dijadikan tempat ngumpul mereka yang sudah akrab sejak awal masuk SMA. Rumah itu tidak besar namun sepi karena Hana hanya tinggal bersama kakaknya. Orang tuanya tinggal di Jakarta. Rumah itu juga jauh dari tetangga, maklum rumah di pedesaaan.
Selama belajar kelompok, banyak candaan dan godaan dilemparkan Andi kepada Anita. Suasana menjadi riuh karena Hana menyoraki mereka.
“Ciye jablay digodain brondong!” sorak Hana.
“Diem kamu Hana!” Anita mencubit Hana dengan keras.
“Aduhh! Jangan galak-galak non nanti nggak ada yang naksir.” Jerit Hana.
“Ada tuh, Andi. Hahahaha!” timpal Halim disambut gelegak tawa dari yang lain.
Anita tersipu malu, Andi hanya cengegesan.
Setelah belajar selama lebih kurang dua jam, Rani mengeluh lapar.
“Beli mi ayam yuk.” Ajak Rani yang memang doyan makan.
“Iya nih yuk, aku juga lapar. Dekat perempatan itu ada mi ayam enak lho.” Tambah Hana
Halim dan Tiyo hanya mengangguk setuju.
“Oke ayo berangkat!” kata Rani bersemangat.
“Kalian aja deh, aku nggak laper mau nonton TV aja. Lagi ngehits ini gosip kawinan artis, haha.” Tukas Anita sambil menyalakan televisi.
“Oke deh yang maniak kawin haha!” jawab Hana berkelakar.
“Aku juga enggak ikut Han.” Timpal Andi.
“Yaudah kalian nungguin rumah aja. Awas lho kalau mau macam-macam pintu dikunci terus diberesin kalau udah selesai. Hahaha!” pesan Hana sambil ngeloyor pergi diikuti tawa yang lain.
Anita berlari mengejar Hana dan memukul pantatnya keras-keras. Hana memang terkenal omongannya vulgar. Dia juga suka gonta-ganti pacar dan banyak gosip beredar bahwa dia juga cewek gampangan. Wajahnya yang lumayan cantik dan tubuh proporsional memang menjadi daya tarik kaum lelaki.
Beberapa menit berlalu dengan hening. Tampak Anita larut melihat tayangan televisi. Andi tampak tegang menanti kesempatan yang tepat untuk menyentuh Anita. Kini dia ada di ruangan tertutup dengan cewek yang dia taksir sejak lama.
“Sama Andi doang nih syg, yg lain pada mkn, wkwkwk” tulis Anita di sms.
“Ok syg diterusin aj, awas jgn keluar dalem lho,hehe.” Jawabku
“Beres syg nanti tak kirim fotonya dech.” balas Anita.
Aku dan Anita memang merencanakan momen nakal seperti ini. Dengan sabar Anita mulai memberikan sinyal untuk digarap. Andi tampak semakin medekati Anita yang duduk di sofa. Mengetahui hal itu, Anita mendekatkan tubuhnya kepada Andi.
Dengan hati-hati Andi menyentuh tangan Anita dan dielus-elusnya hingga ke pundak. Anita menatap wajah Andi dengan penuh harap.
“Nit, kamu nggak marah?” Tanya Andi.
“Terusin aja Ndi, mumpung ada kesempatan.” Jawab Anita pelan.
Seperti mendapat lampu hijau, Andi meneruskan gerayangannya. Andi menelusup jilbab Anita dan meremas toketnya yang montok. Anita melenguh pelan sambil memejamkan mata.
Andi semakin bernafsu untuk merasakan tubuh Anita.
“Aku suka kamu Nit.” Kata Andi lirih sambil melumat bibir Anita yang tebal.
Anita hanya mendesah pasrah. Nafas keduanya semakin kencang beradu. Mereka terbuai oleh hasrat seksual yang memuncak.
Andi menyibak kaos Anita dari bawah dan memelorotkan bh nya. Kini terpampang jelas toket Anita yang ranum dan putih mulus. Tanpa basa basi Andi mengulum dan menjilati puting Anita dengan ganas.
“Ouch, terusin Ndi, enak banget.” desah Anita.
Hampir lima menit Andi memuaskan dirinya dengan toket Anita. Nafsunya semakin memuncak, ingin rasanya dia menumpahkan birahinya kepada tubuh sahabatnya itu.
Anita tahu Andi sedang horny berat. Dilihatnya tonjolan kontol Andi yang membekas di celananya. Anita pun memelorotkan celana Andi beserta celana dalamnya. Seketika kontol Andi yang tegak menggantung bebas.
Anita tertegun melihat kontol Andi yg tegak dan keras. Warnanya lebih coklat dari milikku. Tidak sebesar kontolku namun menurut Anita lebih panjang. Mungkin karena tubuh Andi relatif kurus sehingga kontolnya tampak panjang.
"Nit, ahh..." desah Andi ketika Anita mulai meraih batang kenikmatannya.
Dikocoknya pelan kontol Andi yang terasa begitu hangat dan keras. Anita menciumi kontol Andi dengan lembut. Dijilatinya batang kontol kurus itu dengan lidahnya lihai menyentuh kontol. Kelihaiannya itu tentu juga berkat latihan rutin dengan kontolku,hehe.
Andi mengerang ketika mulut Anita mengulum kepala kontolnya yang memerah. Anita mengulum dan menjilati kontol tersebut bagai permen lolipop yang makin dicecap makin sedap.
Aroma kontol Andi membuat Anita menggila. Jembut Andi yang lebat membuat aroma tersebut begitu kuat terasa. Anita semakin bernafsu mengoral kontol cowok yang naksir padanya itu.
Permainan mulut dan lidah Anita begitu liar. Andi merasa kewalahan dibuatnya. Andi menarik kontolnya dari wajah Anita.
"Masukin ya Nit, aku dah nggak tahan nihh... " pinta Andi.
"Aku juga nih Ndi. Mumpung masih ada waktu juga..." jawab Anita.
Anita memelorotkan celananya hingga terlihat celana dalam merah mudanya yang basah.
Andi seolah tidak percaya akan pencapaiannya siang itu. Ya, dia akan ngentotin Anita cewek pujaannya yang juga cewekku! Brengsek yang beruntung!
"Maaf Nit aku baru pertama mau ngentot. Jadi maklum ya kalau nggak pinter..." kata Andi pelan.
"Tenang aja Ndi aku ajarin." jawab Anita sambil mengerlingkan mata.
Andi melepas celana dalam Anita sehingga memeknya yang berjembut lebat tampak di depan mata.
"Sama-sama lebat nih. Hehe..." kata Anita membuyarkan lamunan Andi.
"Jilatin dong Ndi..." pinta Anita.
Andi mencoba mempraktekkan apa yang sering dilihatnya di film-film porno. Disingkapnya jembut Anita dan dijilatinya liang persenggamaan cewekku itu dengan lembut.
"Ahhww... Gitu terus Ndi enakk..." desah Anita sambil mengabadikan momen tersebut dengan kamera hapenya.
"Kok difoto sih Nit? Kalau ketahuan cowokmu gimana?" kata Andi heran.
"Nggak bakalan tahu tenang aja..." jawab Anita sambil membayangkan reaksiku melihat adegan tersebut.
Anita merebahkan diri di sofa. Dibimbingnya kontol Andi menuju memeknya yang basah. Ada sedikit kekhawatiran di benak Anita jika Andi tidak mampu menahan ejakulasi di dalam memeknya. Namun perasaan itu kemudian luruh seiring nafsu yang semakin menggebu.
Pelan-pelan kontol Andi menyibak lubang memek Anita yang lebat. Kepalanya yang terlihat mengkilat perlahan menembus lubang kenikmatan Anita yang sudah sangat becek.
“Ouch, Ndiii,” desah Anita merasakan sensasi kenikmatan di memeknya.
“Ahh, memekmu enak banget Nit,” ujar Andi sambil mencium bibir Anita.
Keduanya berciuman liar sambil menggoyang-goyangkan pinggul mereka. Anita sangat menikmati sensasi nikmatnya ngentot sama cowok lain seperti yang sering kami fantasikan selama ini.
“Kontolmu panjaaang Ndi, ahhh,” desah Anita meracau saat Andi menyodok memeknya dengan kontolnya yang kurus namun cukup panjang itu.
Andi mempercepat tempo genjotannya hingga terdengar bunyi berkecipak dari persetubuhan mereka. Keduanya larut dalam gejolak birahi yang tak terbendung lagi.
“Ahh, ouch, Nit, aku nggak tahan lagi nich,” ujar Andi tercekat.
“Pelan-pelan Ndi, ahh, aku juga nihh,” jawab Anita sambil menahan pinggul Andi agar mengurangi tempo genjotannya.
Dalam hati Anita menjadi khawatir jika Andi tidak mampu menahan ejakulasinya. Anita merangkul pundak Andi dan menciumi lehernya. Dia mencoba membuat Andi rileks agar bertahan lebih lama. Namun rupanya Andi sudah tidak sabar lagi.
“Nit cepetan aja yuk, udah pada mau pulang nich kayaknya.” Bisik Andi.
“Oke Ndi, jangan keluarin di dalem ya tapi.” Jawab Anita sambil merubah posisinya.
Kedua kaki Anita dibuka lebar-lebar dengan memek menghadap ke atas. Posisi ini memungkinkan kontol Andi masuk sangat dalam ke memek Anita. Posisi ini juga yang menjadi favorit Anita untuk meraih orgasme bertubi-tubi jika sedang bercinta denganku.
Andi menghujamkan kontolnya dalam-dalam ke memek Anita yang disusul oleh desahan-desahan tak beraturan dari kedua insan yang sedang memadu birahi ini. Tidak sampai lima menit kemudian Anita merasakan sensasi kenikmatan menjalar ke seluruh tubuhnya. Anita menyilangkan kakinya ke punggung Andi dan memeluknya erat-erat.
“Ouch Ndiii, aku nyampe ahhhh,” ujar Anita dengan ekspresi kenikmatan tiada tara. Mulutnya seperti ingin berteriak namun hanya nafas memburu yang keluar darinya. Orgasme panjang yang biasanya didapatkan dariku telah diberikan oleh sahabatnya itu.
Memek Anita berkedut-kedut dan semakin licin oleh lendir kenikmatan yang membanjiri sepanjang orgasme luar biasa yang baru didapatnya. Rupanya sensasi ini sangat menggairahkan bagi Andi yang baru pertama kali ngentot. Dibenamkannya kontolnya dalam-dalam untuk menyerap dahsyatnya orgasme Anita.
Seperti perjaka kebanyakan, Andi rupanya terlalu menyepelekan dahsyatnya ngentot. Pertahanannya pun jebol. Sang Perjaka mulai kehilangan kontrol atas kejantanannya. Amunisi yang tersimpan sekian lama pun akhirnya meledak.
“Ahhh, Nit, aku juga nyampe! Oughhh,” pekik Andi tercekat. Dia telah gagal menepati janjinya untuk tidak keluar di dalam memek Anita.
“Ahh, Ndi,” desah Anita pasrah dalam nikmat ketika Andi selesai menyemburkan pejuh kentalnya di memek Anita.
Ketika kesadaran mereka mulai pulih, buru-buru Andi mencabut kontolnya. Cairan putih kental sedikit meluber dari memek Anita. Mungkin sebagian besar masih tertahan di dalam.
“Gimana nih Nit? Maaf yaa, aku nggak bisa menahan diri.” Kata Andi bingung.
“Aku juga nggak tahu Ndi. Kamu beres-beres dulu sana, aku mau pake baju.” Ucap Anita sambil meraih pakaiannya yang terserak di lantai dan bergegas ke kamar mandi.
Setelah membereskan segala sesuatunya, keduanya duduk diam tanpa saling memandang. Anita tampak kesal. Andi tampak merasa bersalah. Keduanya tetap membisu hingga teman-teman mereka pulang dari makan.
“Hayo ngapain aja kalian tadi??” goda Hana dengan suara cemprengnya.
Tidak ada yang menjawab, antiklimaks dari kenikmatan sekian menit yang barusan mereka raih.
Hari mulai beranjak sore, mereka memutuskan untuk menyudahi kegiatan belajar hari itu. Anita pun pulang diantar Rani, tidak mau lagi membonceng Andi. Hal itu semakin membuat Andi salah tingkah. Dia pulang dengan lunglai.

Komentar
Posting Komentar