Mantan Ternikmat
Part 2 : Lamunan Akhir Pekan
Setelah berpamitan dengan ayah dan ibunya, Nur pulang lagi ke rumahnya. Masih banyak kerjaan rumah akhir pekan yang belum sempat ia sentuh. Menjadi ibu muda yang bekerja tentu sangat merepotkan. Sehari-hari, anaknya ia titipkan pada pengasuh ketika ia dan suaminya pergi bekerja.
“Mas, nanti kamu yang jemput Noel ya. Jangan sore-sore. Aku mau nyuci dulu.” Ujar Nur kepada suaminya yang masih sibuk di depan komputer.
“Oke sayang, nanti aku jemput.” Jawab Wahyu tanpa menoleh.
“Huufft…” Nur menghela nafas panjang sambil berlalu ke belakang.
Diambilnya sekeranjang penuh pakaian kotor. Setelah memilah-milah jenis dan warna pakaian, Nur memasukkan gelombang pertama cucian ke mesin cuci.
Sambil menunggu air penuh, angan-angannya kembali ke ingatan nikmat bersama Hendra. sudah lama mereka tak bersua. Nur membuka handphone dan membuka story Whatsapp. Dilihatnya satu per satu story kontaknya, tak ditemukannya status dari Hendra. Memang Nur dan Hendra masih saling simpan kontak, namun untuk sekadar berkirim kabar via sosial media pun mereka sungkan.
“Brrr… brrr… brrr…” suara mesin cuci berputar.
Nur merenung, sedang apa Hendra di akhir pekan yang cerah ini? Biasanya dulu Hendra mengajak Nur jalan-jalan naik motor berdua, keliling tempat-tempat wisata di jogja dan sekitarnya. Ia ingat betul dulu ketika boncengan toketnya yang besar dan kenyal selalu nempel di punggung Hendra. Tentu Hendra yang mesum suka banget Nur nempel gini. Seringkali Nur sengaja membuka BH nya agar Hendra bisa merasakan halus toket dan keras puting susu miliknya. Bahkan, pernah beberapa kali Nur membonceng hanya mengenakan jaket saja tanpa daleman sama sekali. Ketika kondisi memungkinkan, Nur membuka jaketnya dan menggesek-gesekkan toket montoknya ke punggung Hendra. Sungguh masa-masa binal remaja horny!
Hendra sangat lembut dalam mencumbu Nur. Mulai dari awal pacaran, kualitas dan kuantitas percintaan mereka begitu intens. Di awali dengan ciuman dan rabaan ke bagian sensitif, Hendra membimbing Nur menjadi wanita binal. Dari seorang anak MAN yang lugu menjadi perempuan bernafsu jalang.
Meski sebelumnya Nur pernah pacarana dengan orang lain yang sering ciuman dan petting, Hendra lah yang memerawani memeknya. Sejak saat itu, ia begitu maniak akan seks. Untunglah Hendra juga memiliki gairah yang sepadan, sehingga ia tak lagi merasa kekurangan. Terlebih lagi begitu lulus MAN, Nur melanjutkan kuliah di akademi keperawatan tempat ia bekerja sekarang. Tinggal di kos membuat ia dan Hendra lebih leluasa bercinta, meski tetap curi-curi kesempatan.
“Brrrrr… brrrrrr … brrrrrr …” suara mesin cuci berputar dan bergetar semakin keras.
Nur yang sudah sedari tadi horny menaikkan kaki kanannya ke atas mesin cuci. Ia kemudian menempelkan memeknya yang sudah basah ke sudut mesin cuci tersebut. Getaran-getaran mesin cuci menjalar ke memeknya, menambah sensasi horny akhir pekan.
“Ahhh… ssshhhh…” Nur mendesah pelan sambil meremas-remas toketnya yang ranum dari balik kaosnya.
Sejak melahirkan anaknya, Nur dan suami jarang bercinta. Mungkin ia dan suaminya terlalu sibuk dengan pekerjaan dan merawat anak, jadi keinginan bercinta menjadi tak lagi seperti dulu. Tak heran, apabila Nur kemudian merindukan jamahan lelaki seperti Hendra.
Tangan Nur masuk ke balik kaos dan BH nya, jemarinya kemudian memilin puting susu yang sudah basah berair. Sejak menyusui, suami Nur tidak pernah lagi menyentuh toketnya. Nur sudah sangat rindu dijamah dengan lembut namun liar. Dirangsang dengan hangat namun beringas…
Nur menggesek-gesekkan memeknya ke sudut mesin cuci yang terus bergetar. Air susu dan cairan memek Nur mengalir semakin deras. Kaos pinknya jadi basah oleh air susu yang selalu mengalir meski tiap hari dipompa.
“Mmmpphhhh… ssshhh…” desis Nur sambil mengigit lembut bibirnya. Ia membayangkan Hendra menyodok-nyodok memeknya dengan liar. Nafasnya semakin memburu, detak jantungnya semakin kencang!
Ahhh… tangan kiri nur beralih menggesek klitorisnya. Ia ingat betapa Hendra sangat suka menjilati klitorisnya yang menonjol seperti ujung cotton buds. Nikmat sekali permainan lidah dan mulut Hendra di selangkangannya dulu!
Masturbasi Nur semakin liar. Nur menekan selangkangannya keras-keras ke sudut mesin cuci, sementara jemari tangan kirinya semakin dalam masuk ke memeknya. Sementara tangan kanan Nur terus memainkan sepasang toket kebanggaannya.
“Brrrrr……..” suara putaran mesin cuci mulai mereda. Sudah lima belas menit rupanya Nur menggesekkan memeknya di atas mesin cuci.
“Ahhh…” desah Nur kecewa sambil menurunkan kakinya dari atas mesin cuci. Fantasi dan ritme masturbasinya berantakan. Gagal lagi ia merasakan orgasme yang sudah hampir didapat.
Nur kemudian melepas pakainnya untuk dicuci nanti. BH dan kaosnya basah oleh air susu, semetara celana dalam dan roknya basah oleh cairan memek. Ia sudah sangat horny dan merindukan orgasme hebat!
Sambil menunggu cucian dibilas, Nur mendapat ide gila!
“Mas, bajuku basah kucuci sekalian ya. Aku cari ganti dulu di jemuran.” kata Nur sambil berlalu di hadapan suaminya.
“Ya sayang… eeehh…” jawab Wahyu terkejut melihat Nur keluar ambil jemuran tanpa pakaian sehelaipun!
Meski sudah melahirkan, tubuh Nur masih terbilang seksi. Tingginya cukupan, 155cm dan bobotnya 55kg. Tidak terlalu gemuk untuk jenis tubunya yang semok.
Wahyu beranjak dari kursinya dan melihat Nur berjalan lenggak lenggok ke arah jemuran. Meski mereka tinggal di desa yang sepi, ia takut seseorang akan melihat tubuh bugil istrinya!
Sejenak kemudian Nur kembali masuk rumah.
“Kenapa sayang kok mukanya gitu?” tanya Nur manja sambil berdiri di depan pintu.
“Enggak sayang, cepetan masuk deh nanti ada yang lihat lho!” suruh Wahyu.
“Ooowwhh… tenang sayang di desa sepi kayak gini mana ada orang yang lihat.” Tukas Nur sambil menenteng baju ganti di tangannya.
“Sini to ah!” ujar Wahyu gemas sambil menarik tangan Nur.
“Nggak mas, kamu yang sini!” bantah Nur sambil memelorotkan kolor Wahyu.
“Ngapain kamu sayang?!” pekik Wahyu terkejut.
Nur diam saja sambil memelorotkan celana dalam suaminya. Tampak kontol suaminya masih belum berdiri. Dengan penuh nafsu Nur menjilati dan mengulum kontol suaminya. Perlahan ia rasakan kontol Wahyu mengeras di mulutnya. Beda banget dengan kontol Hendra yang hampir selalu keras kalau berdua saja dengan Nur, hehe.
“Ahhh… sayang… aaaahhh…” Wahyu mendesah sambil memandangi tubuh polos istrinya berlutut di depan pintu. Wahyu merasakan nikmat sekaligus panik, seandainya ada orang yang lihat bagaimana ini?
“Puasin aku seperti dulu sayang!” pinta Nur sambil berdiri dan membimbing kontol Wahyu ke arah memeknya yang sudah sangat basah.
Nur bersandar pada kusen pintu, kaki kirinya diangkat dan ditumpangkan di atas pundak Wahyu.
Wahyu yang kini ikut horny dengan sigap memasukkan kontolnya ke dalam memek Nur.
“Jleb!” Kontolnya yang hanya 11 cm itu dengan mudah amblas ke dalam memek Nur.
“Plok-plok-plok!” Suara selangkangan suami-istri itu beradu semakin cepat.
“Ahhhh… terus sayang! lebih kenceng, lebih dalem! Ahhh…!” pinta Nur mendesah.
“Becek banget sayang… ahhh… nikmat bangeeet!” jawab Wahyu sambil terus menggenjot memek istrinya.
Tak sampai lima menit kemudian…
“Aku sampe sayang… aaahhh… ahhhhh… mmmppphh…” ujar Nur sambil memeluk erat suaminya.
“Aku juga sayaaang… kamu nakal bangettt… ahhhh…” jawab Wahyu sambil menghujamkan dalam-dalam kontolnya ke dalam memek Nur.
“Crot! Croot! Croooottt!” semburan pejuh kental Wahyu memenuhi memek Nur yang sedang orgasme.
Sekian detik mereka berpelukan hingga Nur menurunkan kakinya dari pundak Wahyu. Pejuh kental menetes dan meleleh dari memek Nur. Tangan kiri Nur meraih lelehan pejuh itu, begitu banyak dan kental! Mungkin karena sudah lama banget mereka tidak ngentot.
“Mmmhh… love you baby…” ucap Nur sambil menjilati pejuh dari tangannya.
“Love you too ba…” jawab Wahyu tercekat ketika Nur mencium bibirnya dengan mulut penuh pejuh.
Wahyu hanya pasrah menerima ciuman lembut istrinya. Aroma pejuh dan memek bercampur jadi satu, sesuatu yang belum pernah Wahyu rasakan sebelumnya.
Nur kemudian meninggalkan Wahyu berjalan menuju kamar mandi. Meski ia sudah meraih orgasme tadi, tapi ia masih sedikit kecewa. Hanya sekali! Itupun bukan orgasme besar! Tidak seperti Hendra yang bisa memberinya orgasme besar berkali-kali! Mungkin ukuran kontol Hendra dan suaminya tidak jauh beda, tapi cara mereka bercinta sangat berbeda!
“Oh Hendra, I miss your touch…” bisik Nur sambil menutup pintu kamar mandi.


Komentar
Posting Komentar